image by google
Jika rindu itu mulai kembali datang,
sulit hati ini untuk membendungnya…
Rasa rindu yang tak tersampaikan,
rindu yang begitu teramat dalamnya…
Menyiksa di setiap relung batin hati,
air matapun mengalir jatuh menetes…
Seperti hujan yang turun dengan deras,
membasahi seluruh alam semesta…
Seperti luka yang selalu sulit diobati,
tak akan hilang terus berganti….
Seperti angin yang meniupkan hembus,
tak berwujud namun terasa semilirnya …
Sebuah kerinduan yang tak berujung,
tersimpan rapih di dalam sanubari…
Rindu seringkali mematikan sendi-sendi kesadaran,…nice poem teteh 🙂
Setiap manusia pasti merasakan rindu, entah rindu kepada ROBB, rindu kepada yang kita sayang, atau rindu kepada yang sudah tiada, bisa juga rindu terhadap sesuatu yang tak bisa kita miliki. Tapi hakikatnya kerinduan hadir karena cinta-NYA kepada kita…Makasih neng, untuk komentnya…
Aku terjemahkan diamku,
bersama bayangan wajahmu
dibalik warna hitam mataku.
Sinar matamu yang terasa ringan,
ternyata terasa berat dipundakku.
Entah bagaimana harus berjalan tegak dengan rasa ini.
Diamku bukan buih air yang hilang ditepian,
diamku bukan pula bayangan yang tak tentu arah.
Diamku adalah kau yang menyejukan hatiku…
Masihkah bertanya mengapa aku diam ??